FAI UMJ – Hizbul Wathan (HW) yang artinya pembela tanah air, adalah nama gerakan kepanduan dalam Muhammadiyah. HW didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan dengan nama semula “Padvinder Muhammadiyah” dan selang dua tahun diganti dengan nama “Hizbul Wathan.” KH. Ahmad Dahlan tertarik pada sistem pendidikan kepanduan karena menggunakan metode menarik, menyenangkan dan menantang dalam membentuk watak generasi muda.
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta (FAI UMJ) merupakan bagian dari Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang menerapkan Hizbul Wathan sebagai kepanduan di dalamnya. Untuk itu, selama 2 (dua) hari, Sabtu – Ahad (25-26/06/2022), FAI UMJ mengadakan pelatihan kepanduan untuk mahasiswa. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan kurikulum Program Studi Pendidikan Agama Islam dan melatih sikap disiplin dan bertanggung jawab baik kepada diri sendiri maupun masyarakat luas. Kegiatan ini dilaksanakan secara indoor pada hari pertama, tepatnya di Aula FAI UMJ lantai 4, dan Green Park UMJ pada hari kedua dengan para pelatih antara lain Sri Imawati, M.Pd. Ketua Qobilah Putri HW UMJ, Dr. Misriandi Ketua Qobilah Putra HW UMJ, Sumardi, M.Pd., dan Rinanto, S.Pd. dengan mengangkat tema Membentuk Jiwa Kader Hizbul Wathan yang Berkemajuan.
Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam Dr. Busahdiar menjelaskan bahwa tema yang diangkat ini penting karena perlunya penguatan jiwa kader. Ia juga memotivasi para peserta dan menegaskan bahwa kunci sukses itu disiplin. “Pelatihan dua hari ini untuk mendisiplinkan diri,” katanya.
Menurutnya, pelatihan ini setidaknya dilakukan selama 1 (satu) bulan dengan berbagai materi seperti kemah, tali temali dan beragam kegiatan kedisiplinan lainnya. “Hari ini kita coba mengkombinasikan indoor dan outdoor,” tambahnya.
Pentingnya kegiatan kepanduan ini juga ditegaskan Wadek I FAI UMJ Dr. Suharsiwi, katanya: “Pelatihan kepanduan ini penting. dulu saya ikut dari SD, Pramuka.” Kepanduan, baginya, dapat membentuk kebiasaan positif meskipun mengubah kebiasaan itu awalnya sulit. “Kita belajar bekerja, berpikir dan merespons dengan cepat. Ini akan didapatkan di kepanduan. Dulu saya tidak dapat spirit Islamnya, karena kepanduannya bukan Hizbul Wathan,” ucapnya menambahkan. “Selamat berlatih menempa diri dan melewati tantangan untuk memperkuat energi dan spirit di dalam kita. Semoga apa yang kita harapkan bermanfaat dan ada pengaruh yang kuat untuk mahasiswa,” pungkasnya.
Wahyu Tria Anggraini, salah seorang peserta, menyampaikan kesan usai mengikuti pelatihan kepanduan. Katanya, kepanduan ini adalah mata kuliah yang seru karena dikemas dengan cara berbeda. Tria juga menyampaikan pesan agar setelah mengikuti mata kuliah ini para peserta semua bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan berguna.
Pada sesi penutupan, Busahdiar berharap agasr yang sudah tersampaikan agar bisa diamalkan. “Semoga adik-adik bisa mengambil iktibar,” peswannya. (AM/FAI UMJ)
Leave a Reply