Kehadiran perempuan dalam permasalahan kelompok ekstremisme kekerasan mulai marak sebagai pelaku. Permasalahan ini menciptakan upaya baru bagi Working Group on Women Preventing Countering Violent Extremism (WGWC) untuk memberlakukan perempuan sebagai agen perdamaian sehingga perempuan tidak hanya bertindak sebagai korban atau pelaku.
Kutipan di atas disampaikan oleh Dosen Prodi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (FISIP UMJ), Debbie Affianty, S.IP., M.Si., dalam acara Briefing Media Kongkow Bareng Masyarakat Sipil yang bertemakan Menuju Women, Peace and Security (WPS) High Level Meeting. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring, Minggu, (02/07/2023).
Leave a Reply